Hari Tani Nasional 2025, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi Gelar Sarasehan “Kembali ke Sawah”

Kabupaten Bekasi, Commentary – Dalam momentum Hari Tani Nasional 2025, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi menggelar Syukuran dan Sarasehan Petani bertema “Kembali ke Sawah, Menyemai Kehidupan” di Kantor DPC, Sabtu (25/9/2025).

Acara ini menjadi ruang temu antara petani, tokoh masyarakat, akademisi, organisasi pemuda, hingga pemangku kebijakan untuk membicarakan masa depan pertanian yang adil, berdaulat, dan lestari.

Kegiatan turut dihadiri Ketua Umum Swadaya Petani Merdeka (SPI) Ir. Jaenal Abidin Aditya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Usup Supriatna, S.IP, Ketua dan Sekretaris Pansus Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) DPRD Bekasi, BKMB, Kadin, Ansor, Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi, mahasiswa, serta organisasi kepemudaan seperti KNPI dan Pemuda Muhammadiyah.

Nuansa kebudayaan juga hadir melalui suguhan musik akustik dan pembacaan puisi yang menggambarkan perjuangan serta harapan kaum tani di tengah arus modernisasi dan industrialisasi.

Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Sanusi, SE, mewakili Ketua DPC dalam sambutannya. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini dimotori oleh Kepala Bidang Pertanian DPC, Bang Ozi, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mahasiswa, aktivis, organisasi kemasyarakatan, LSM, hingga pemerhati pertanian.

“Sebelumnya dalam peringatan Hari Tani Nasional ini, Sekjen DPP kami Pak Hasto Kristiyanto datang ke Kabupaten Bekasi di Pebayuran untuk melihat pertanian di Kabupaten Bekasi. Dengan lahirnya Peraturan Daerah (Perda) LP2B membuktikan bahwa pemerintah Kabupaten Bekasi, di bawah kepemimpinan Bupati Ade Kuswara Kunang dan dr. Asep Surya Atmaja, sangat memperhatikan para petani di Kabupaten Bekasi. Dengan adanya acara ini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi akan terus mengawal penuntasan Perbupnya melalui kader-kader kami di Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Bekasi,” tutur Sanusi.

Sementara itu, Ketua SPI Kabupaten Bekasi, Ir. Jaenal Abidin Aditya, menegaskan pentingnya perlindungan lahan pertanian sebagai fondasi ketahanan pangan nasional. Ia mengingatkan agar peringatan Hari Tani tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata.

“Ajang acara ini bukan hanya sebagai seremonial fosting dan selpi di persawahan sebagi dokumentasi saja. Bagaimana cara mengelmentasikan langsung praktek di lapangan, bukan hanya sekedar teori,” ujarnya.

Jaenal juga menyebutkan bahwa dengan disahkannya Perda LP2B oleh Bupati Bekasi, sebanyak 35.036 hektare lahan utama dan 1.880 hektare lahan cadangan telah dikunci untuk kepentingan pertanian.

“Perda ini bukan hanya soal angka, tapi benteng masa depan pangan bangsa. Implementasi UU No. 41 Tahun 2009 dan Perda LP2B harus menjadi pilar kebijakan daerah,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Perda tersebut memberikan insentif nyata bagi petani, seperti keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), percepatan sertifikasi tanah, serta kemudahan akses teknologi dan informasi pertanian.

Sarasehan ini juga menjadi forum dialog terbuka yang membahas isu-isu strategis, mulai dari regenerasi petani, akses pasar, hingga peran teknologi digital dalam meningkatkan produktivitas. Aspirasi para petani yang hadir dicatat untuk ditindaklanjuti sebagai bahan kebijakan pembangunan daerah berbasis keadilan agraria.

PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi menegaskan bahwa keberpihakan terhadap petani bukan sekadar retorika politik, melainkan bagian dari ideologi perjuangan.

“Partai ini lahir dari rahim penderitaan rakyat. Selama petani masih miskin di negeri agraris, perjuangan belum selesai,” kata Jaenal yang disambut yel-yel “Hidup Petani!”.

Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai benteng pertanian produktif di Jawa Barat. Hari Tani Nasional 2025 pun dimaknai sebagai deklarasi bersama: Petani Kuat, Indonesia Berdikari.

Tutup