Lima Seruan Kebangsaan PA GMNI untuk Keadilan dan Persatuan
Jakarta, Commentary – Gelombang keresahan publik akibat benturan antara aparat dan warga di sejumlah daerah mendorong Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP PA GMNI) untuk angkat suara.
Melalui Seruan Kebangsaan bertajuk “Tegakkan Keadilan, Dengar Suara Rakyat” yang disampaikan pada Minggu (31/8), DPP PA GMNI menyampaikan lima poin penting sebagai arah moral dan politik bangsa.
Ketua Umum DPP PA GMNI, Prof. Dr. Arief Hidayat, menegaskan bahwa jatuhnya korban jiwa, termasuk Affan Kurniawan, harus menjadi titik balik bagi negara dalam memperbaiki relasi antara aparat dan rakyat.
“Kami berharap semua pihak menahan diri, menjaga persatuan, dan memperkuat solidaritas sesama anak bangsa,” tegasnya.
Berikut lima poin Seruan Kebangsaan DPP PA GMNI:
1. Tegakkan keadilan tanpa pandang bulu, melalui investigasi independen, perlindungan saksi, serta pemberian sanksi tegas bagi aparat yang terbukti melanggar hukum.
2. Presiden Prabowo Subianto diminta memimpin musyawarah nasional, yang mempertemukan tokoh agama, adat, akademisi, mahasiswa, buruh, media, dan dunia usaha untuk mencari solusi berbasis data dan dialog.
3. Menjaga persatuan dan semangat gotong royong, serta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang simpang siur.
4. Elit negara diminta memberi teladan kesederhanaan, tidak menerbitkan kebijakan yang membebani rakyat, serta memprioritaskan anggaran negara untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
5. Masyarakat diminta menjaga fasilitas publik, karena perusakan terhadap aset negara justru akan merugikan rakyat sendiri.
DPP PA GMNI menegaskan bahwa seruan ini bukan sekadar pernyataan politik, melainkan bentuk ajakan moral dan intelektual. Organisasi ini juga menyatakan kesiapan untuk tidak hanya mengkritik, tetapi juga berperan aktif sebagai bagian dari solusi bangsa.
“Seruan ini adalah tanggung jawab kami sebagai bagian dari masyarakat sipil. Kami bertekad menjaga Indonesia tetap adil, damai, dan beradab,” pungkas Arief Hidayat.