Mahasiswa Cipayung Plus Kabupaten Bekasi pilih sampaikan aspirasi secara langsung dengan bupati
Kabupaten Bekasi, Commentary – Aliansi Cipayung Plus Kabupaten Bekasi mengambil langkah berbeda dalam menyuarakan aspirasi. Alih-alih menggelar demonstrasi di jalan, lima organisasi mahasiswa ini memilih mendatangi kediaman Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, pada Senin (1/9/2025) untuk menyampaikan tuntutan mereka melalui kajian tertulis dan diskusi langsung.
Ketua DPC GMNI Kabupaten Bekasi, Mustakim, menjelaskan bahwa penundaan aksi unjuk rasa merupakan keputusan bersama yang diambil secara sadar untuk menghindari potensi kericuhan.
“Kami sepakat bahwa jika aksi justru berujung anarkis, maka itu bukan tujuan dari gerakan mahasiswa. Aspirasi lebih penting untuk tersampaikan secara utuh, dan itu kami lakukan langsung melalui dialog serta kajian yang kami serahkan ke Pak Bupati,” ujar Mustakim
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan mahasiswa menyodorkan berbagai isu strategis daerah, mulai dari persoalan pendidikan, kesehatan, hingga usulan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif untuk Kabupaten Bekasi.
“Kami ingin duduk bersama, bukan untuk berkompromi, tapi untuk mencari solusi yang terbaik demi kemajuan Kabupaten Bekasi,” tambah Mustakim.
Meski muncul anggapan bahwa sikap ini mencerminkan kompromi dengan pemerintah daerah, Mustakim memilih tidak menanggapi tudingan tersebut.
“Kalau saya pribadi tidak mau mengklarifikasi terkait tudingan itu. Yang penting, komitmen perjuangan mahasiswa tetap terjaga dan esensi tuntutan kami tersampaikan,” tegasnya.
Rencana Aksi Ditunda Demi Kondusivitas
Sebelumnya, lima organisasi mahasiswa dari aliansi Cipayung Plus Kabupaten Bekasi telah merencanakan aksi unjuk rasa pada Senin, 1 September 2025. Aksi ini semula akan digelar di depan Mapolres Metro Bekasi dan Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, dengan titik kumpul di Green Market, Desa Simpangan, Kecamatan Cikarang Utara.
Sedikitnya 250 mahasiswa dari PMII, GMNI, HMI, IMM, dan Hima Persis telah menyiapkan perlengkapan aksi, termasuk pengeras suara, spanduk, bendera organisasi, dan bendera Merah Putih.
Namun, sehari sebelumnya, pada Minggu (31/8), kelima pimpinan organisasi tersebut resmi menyampaikan surat penundaan aksi kepada Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa. Surat tersebut ditandatangani oleh:
Muhammad Faisal Haq (Ketua PC PMII Kabupaten Bekasi), Mustakim (Ketua DPC GMNI Kabupaten Bekasi), Migdad Abdurrahman (Ketua Umum PC IMM Bekasi Raya), Rizal Nurfalah (Ketua PD Hima Persis Bekasi Raya), Adhi Laksono Murti (Ketua Umum HMI Cabang Bekasi)
Dalam surat itu ditegaskan bahwa penundaan dilakukan demi menjaga stabilitas dan kondusivitas wilayah, tanpa mengurangi semangat perjuangan mahasiswa.
Tuntutan Mahasiswa
Beberapa poin tuntutan yang sebelumnya direncanakan untuk disuarakan dalam aksi, antara lain:
Mendesak pengusutan secara transparan atas kematian Afan Kurniawan, pengemudi ojek online asal Jakarta yang diduga melibatkan oknum aparat kepolisian.
Menolak segala bentuk tindakan represif oleh aparat terhadap massa aksi, khususnya di wilayah hukum Polres Metro Bekasi.
Melalui pendekatan dialogis ini, aliansi mahasiswa berharap pemerintah daerah tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menindaklanjuti setiap aspirasi yang telah disampaikan.