Mahasiswa UPB Gelar Demonstrasi, Tuntut Perbaikan Layanan Akademik dan Infrastruktur

Foto: Mahasiswa dan Struktural Kampus Universitas Pelita Bangsa

Kabupaten Bekasi, Commentary – Puluhan mahasiswa Universitas Pelita Bangsa (UPB) melakukan aksi unjuk rasa di lingkungan kampus pada Kamis (18/9/2025). Mereka membawa sederet tuntutan yang dianggap belum mendapat respon serius dari pihak universitas.

Dalam aksinya, mahasiswa menilai masih banyak persoalan mendasar yang harus segera ditangani, mulai dari pungutan biaya tambahan, fasilitas belajar yang terbatas, hingga persoalan keselamatan mahasiswa di area sekitar kampus.

Perwakilan mahasiswa, Steven Candra, menjelaskan ada 12 poin tuntutan utama yang mereka sampaikan. Beberapa di antaranya yaitu penghapusan biaya perpustakaan, transparansi pengelolaan parkir, penyediaan fasilitas penyebrangan dan rambu lalu lintas di depan kampus, pengadaan gorden di ruang kelas, serta transparansi penggunaan biaya wisuda.

Mahasiswa juga menuntut penambahan kursi di koridor dan balkon Gedung B maupun area luar ruangan, kejelasan terkait biaya administrasi Rp5.000 per transaksi SPP, pembangunan gedung akademik baru, perbaikan fasilitas toilet, perbaikan sistem e-kampus, akreditasi program studi BKPI di Fakultas FKIT, serta evaluasi kinerja dekan Fakultas Hukum sebelum dilakukan pergantian jabatan.

Meski terdapat 12 poin, Steven menegaskan tiga isu yang paling mendesak, yakni penghapusan biaya perpustakaan, penyediaan rambu lalu lintas di depan kampus, serta pemasangan gorden di ruang kelas.

“Lokasi kampus langsung menghadap jalan raya dan rawan kecelakaan. Tahun 2024 pernah ada mahasiswa jadi korban. Jangan sampai tragedi itu terulang,” ujar Steven.

Selain itu, mahasiswa juga menyoroti sistem e-kampus yang kerap mengalami error bahkan pernah diretas, sehingga memengaruhi data pembayaran dan keamanan data pribadi. “KRS yang sudah dibayar bisa ditagih lagi, PPLK juga tidak tercatat. Ini jelas merugikan,” tambahnya.

Aksi tersebut sempat ditanggapi langsung oleh Wakil Rektor II, Hatta. Menurut Steven, pihak kampus mengakui adanya permasalahan pada sistem e-kampus dan berjanji akan melakukan evaluasi terhadap vendor penyedia.

“Balasan tertulis dijanjikan hari Senin. Terkait e-kampus, warek 2 juga mengakui masalah itu dan akan mengevaluasi vendornya,” ucap Steven.

Meski begitu, mahasiswa menegaskan tetap berkomitmen menjaga situasi kondusif di lingkungan kampus, namun akan terus mengawal janji yang telah diberikan pihak rektorat.

“Orientasi kami jelas, berpihak pada kepentingan mahasiswa. Mulai dari toilet yang layak, sistem akademik yang lancar, sampai transparansi biaya. Itu hak dasar, bukan tuntutan berlebihan,” pungkasnya.

Sementara itu, Humas UPB, Nining, menyampaikan bahwa aksi berlangsung tertib. Ia menegaskan seluruh aspirasi mahasiswa sudah diterima pimpinan dan akan dipertimbangkan tindak lanjutnya.

“Segala tuntutan mahasiswa sudah diterima pimpinan dan akan dipertimbangkan tindak lanjutnya sebagaimana dijelaskan saat audiensi terbuka,” tandasnya.

Tutup