Pidato Prabowo di PBB: Semua Manusia Berhak Hidup dan Bahagia

Foto: Presiden Prabowo Subianto saat pidato di Sidang Umum ke-80 PBB

New York, Commentary – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya kesetaraan manusia dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa setiap manusia berhak hidup dan mengejar kebahagiaan, tanpa memandang perbedaan ras, agama, maupun kebangsaan.

“Kita berbeda ras, agama, dan kebangsaan. Namun kita berkumpul bersama hari ini sebagai satu keluarga manusia. Kita di sini, pertama dan terutama sebagai sesama manusia, yang diberkahi dan berhak hidup bersama dalam mengejar kebahagiaan,” ujar Prabowo melalui siaran langsung YouTube United Nations, Selasa (23/9/2025).

Prabowo menekankan bahwa prinsip kesetaraan tersebut telah tercermin dalam berbagai deklarasi yang menginspirasi perjuangan bangsa-bangsa, termasuk Indonesia saat memperjuangkan kemerdekaan.

“Kata-kata Deklarasi Kemerdekaan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menginspirasi gerakan demokrasi di seluruh benua, termasuk Revolusi Prancis, Revolusi Rusia, Revolusi Meksiko, Revolusi Tiongkok, dan perjuangan serta perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan,” ungkapnya.

PBB sendiri mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948. Dokumen tersebut menyatakan bahwa “Semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak”, yang kemudian menjadi landasan bagi sistem hak asasi manusia modern.

“Semangat ini juga melahirkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948. Prinsipnya bahwa semua manusia diciptakan setara, telah membuka jalan bagi kemakmuran dan martabat global yang belum pernah terjadi sebelumnya,” lanjut Prabowo.

Meski begitu, Prabowo menyoroti masih adanya tantangan global yang serius, terutama di era modern yang penuh kemajuan teknologi. Ia menyinggung persoalan kelaparan, kemiskinan, hingga kerusakan lingkungan yang masih terjadi di berbagai belahan dunia.

“Namun demikian, di era modern yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah era yang seharusnya bisa mengakhiri kelaparan, kemiskinan, dan kehancuran lingkungan, kita masih terus menghadapi tantangan yang sangat serius,” tuturnya.

Dalam sidang umum tersebut, Prabowo mendapat giliran berpidato di urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Prabowo menyampaikan pidatonya menggunakan bahasa Inggris.

Tutup