Oxford Imbangi Cardiff, Degradasi Mengintai

Commentary – Mimpi Aaron Ramsey untuk memulai kariernya sebagai manajer sementara Cardiff City dengan kemenangan sirna sudah. Timnya justru semakin terperosok dalam perjuangan menghindari degradasi Championship usai gol penyeimbang jarak jauh yang menakjubkan dari kapten Oxford United, Cameron Brannagan.

Ditunjuk pada Sabtu lalu menyusul pemecatan Omer Riza, Ramsey, yang juga kapten tim nasional Wales, mendapat sambutan hangat bak pahlawan dari para suporter. Kehadirannya pun tampak memberikan dampak instan pada performa tim.

Yousef Salech sempat memberikan harapan berharga bagi Cardiff di babak kedua. Menerima umpan silang dari Chris Willock, ia berhasil menahan dua bek Oxford dan menyundul bola dengan sempurna, memicu perayaan gegap gempita di antara pendukung tuan rumah.

Namun, kegembiraan itu seketika berubah menjadi keheningan yang memilukan. Sebuah tendangan bebas untuk Oxford diumpankan pendek kepada Brannagan, dan dari jarak sekitar 32 meter, sang gelandang melepaskan tembakan keras melengkung yang tak mampu dijangkau kiper Cardiff dan bersarang di sudut atas gawang.

Foto: Cameron Brannagan rayakan gol penyeimbang berkelas

Pukulan bagi Cardiff tak hanya datang dari hasil imbang ini. Kemenangan yang diraih para rival mereka dalam perebutan zona degradasi di pertandingan lain semakin memperburuk posisi The Bluebirds. Kini, mereka terperosok ke urutan kedua dari bawah klasemen, terpaut tiga poin dari zona aman dengan hanya dua pertandingan tersisa.

Bagi Oxford, yang tercatat hanya memiliki satu tembakan tepat sasaran sepanjang laga – yaitu gol Brannagan – hasil imbang ini membawa mereka selangkah lebih dekat menuju aman dari degradasi, kini unggul tiga poin dari zona tiga terbawah.

Saat para suporter tandang Oxford menyanyikan “Kami akan bertahan!”, suasana kepasrahan justru terasa di kubu tuan rumah. Mereka belum pernah menyaksikan tim kesayangan mereka bermain di kasta ketiga Liga Inggris sejak tahun 2003.

Penunjukan Ramsey sempat meredakan sebagian ketegangan di sekitar Cardiff. Sebelumnya, para suporter menggelar aksi protes pra-pertandingan menyerukan agar pemilik klub Vincent Tan dan jajaran direksi lainnya untuk segera angkat kaki.

Ketidakpuasan ini telah membara selama bertahun-tahun di ibu kota Wales. Setelah dua kali lolos tipis dari degradasi dalam tiga musim terakhir, muncul keyakinan yang kuat bahwa musim ini akan menjadi krisis yang terlalu berat bagi The Bluebirds.

Meskipun demikian, selama peluang matematis untuk bertahan masih ada, secercah harapan setidaknya masih tersisa.

Ramsey sendiri mendapat sambutan meriah dari para suporter yang menganggapnya sebagai salah satu dari mereka. Mereka pun merespons positif awal pertandingan yang penuh semangat dan terarah dari tim kesayangan.

Willock sebenarnya memiliki peluang emas untuk mencetak gol pada menit ke-11, namun tendangannya melambung di atas mistar. Sementara itu, gol Salech sempat dianulir karena wasit telah meniup peluit terlebih dahulu setelah umpan silang Cian Ashford dianggap keluar lapangan.

Pemain Oxford, Przemyslaw Placheta, patut bersyukur tidak diusir keluar lapangan setelah melakukan tekel berbahaya dengan telapak kaki menghadap ke atas terhadap Perry Ng. Tantangan keras itu seharusnya berbuah kartu merah, namun ia hanya menerima kartu kuning, yang seharusnya menjadi kartu kuning keduanya setelah sebelumnya melakukan tarikan sinis terhadap Callum O’Dowda.

Babak pertama di bawah arahan Ramsey ditutup dengan tepuk tangan hangat dari para suporter Cardiff. Peningkatan performa tim akhirnya membuahkan hasil melalui gol Salech 11 menit babak kedua berjalan.

Sundulan terukurnya disambut dengan sorak sorai yang membahana. Namun, dengan hasil pertandingan lain yang tidak menguntungkan, kecemasan masih menyelimuti Cardiff City Stadium.

Kecemasan itu berubah menjadi ketakutan murni ketika Brannagan melepaskan tembakan melengkung yang keras melewati hadangan kiper Cardiff, Ethan Horvath.

Ramsey mencoba mengubah keadaan dengan melakukan pergantian pemain, namun Cardiff tetap tak berdaya akibat kurangnya kualitas pemain yang sama yang menjerat mereka dalam masalah degradasi sepanjang musim ini dan kini tampak semakin dekat untuk terdegradasi ke League One.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *